Masih tentang adat dan istiadat budaya Korea lagi nih, hehehe.. kali ini saya mau berbagi informasi nih tentang perbedaan budaya masyarakat Korea dan masyarakat Jawa . Kita lihat apakah memang jauh berbeda apa ada kemiripan ya? Disimak aja langsung ya !
Salah satu negara yang juga terkenal keramahannya adalah Indonesia, khususnya suku Jawa. Masyarakat Jawa sangat terkenal dengan tutur bahasanya yang lembut dan penuh sopan santun. Meskipun ada sebagian yang berasal dari Jawa Timur yang dipandang “kurang memenuhi syarat“ sebagai orang Jawa, namun suku Jawa tetap merupakan suku yang terkenal dengan keramahannya karena biasanya yang dipandang orang Jawa adalah orang Jawa yang bertempat tinggal di bagian tengah Jawa (Jawa Tengah - Surakarta) dan Jogjakarta
Sopan santun merupakan jalan bagaimana seseorang dapat mendisiplinkan diri mereka dan bagaimana dapat diterima dalam menjalin suatu hubungan. Di Korea, rasa hormat dan sopan santun menjadi aspek penting dalam kehidupan. Di Jawa kerukunan dan kehormatan menjadi aspek penting dalam pergaulan. Seseorang diharapkan agar tidak memacu konflik dalam bersikap, dan dalam cara berbicara serta membawa diri dituntut untuk selalu menunjukan sikap hormat terhadap orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya. Orang Korea menjunjung tinggi senioritas, sedangkan di Jawa lebih menekankan status. Baik di Korea maupun di Jawa mengetahui secara rinci mengenai lawan bicara adalah hal yang wajar dalam pembicaraan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui status lawan bicara dan bagaimana kita bersikap. Menolak untuk memberi jawaban juga bukan merupakan hal yang tidak sopan jika kita melakukannya dengan sikap sopan pula. Orang Korea dan orang Jawa pada dasarnya adalah orang yang ramah. Akan tetapi, orang Korea tidak begitu mudah mengekspresikan perasaan mereka dan sangat membatasi kontak fisik. Ketika bertemu dengan seseorang, orang Korea hanya mengangguk secara sopan atau berjabat tangan. Berjabat tangan dengan wanita bukanlah hal yang biasa sedangkan di Jawa hal ini biasa terjadi. Akan tetapi, bila seseorang telah mengenal orang Korea dengan dekat, rasa kekeluargaan akan lebih terasa, dan akan lebih sering terjadi kontak fisik antarteman atau antarkenalan.
Sopan Santun di Muka Umum
Membuang ingus di tempat umum, adalah hal yang tidak sopan di Korea. Tetapi, bersendawa, masih bisa diterima. Di Jawa, baik membuang ingus maupun bersendawa di depan umum adalah hal yang tidak sopan. Di Korea, mendorong-dorong dari belakang ketika berada di tempat ramai adalah hal yang biasa. Akan tetapi, bila ini dilakukan di Jawa, kadang bisa menyulut keributan. Apabila seseorang bermaksud untuk lewat atau terburu-buru, perlu untuk mengucapkan kata “Nuwun sewu” atau “Permisi”.
Di Korea terdapat fenomena yang dianggap wajar jika laki-laki saling berangkulan atau wanita saling bergandengan tangan. Hal ini merupakan ekspresi keakraban atau bila melihat dua orang pria dewasa berjalan sambil berangkulan. Adapun wanita yang berjalan bersama sambil bergandengan tangan adalah hal yang biasa. Baik di Korea maupun di Jawa, bila ada sepasang kekasih berpelukan atau berciuman di depan umum dianggap tidak sopan.
Kebiasaan Lain
Di Korea, orang tidak menulis dengan tinta merah ketika memberikan alamat, atau pesan kepada seseorang. Tinta merah memiliki arti kemarahan atau ketidakramahan. Bagi orang Korea, angka 4 adalah angka sial. Angka ini berarti “mati”. Oleh karena itu, bila kita mengundang tamu orang Korea, jangan memesan kamar no 4 atau kamar yang berada di lantai 4. Bagi orang Jawa, tidak ada angka sial, tetapi mungkin karena adanya pengaruh barat, ada orang Jawa yang menganggap angka 13 sebagai angka sial. Akan tetapi, orang Jawa menganggap hari-hari tertentu sebagai hari keramat, seperti Jumat dan Selasa Kliwon, serta malam 1 Suro. 1 Suro dianggap sebagai hari para raja, karena itu biasanya pada hari-hari itu orang Jawa tidak mengadakan pesta pernikahan atau syukuran.